Tuesday, 2 October 2018

             Cacat Kecil Yang Tidak Kelihatan

        Suatu hari hiduplah pemuda yang kaya, tampan, cerdas, dan lain-lain. Pokoknya serba sempurna deh dia. Dia sangat bangga akan kesempurnaannya. Tapi dia hanya punya satu kekurangan yaitu dia tidak mempunyai pasangan alias jomblo. Dia mencari perempuan yang sempurna seperti dirinya. Ya perempuan yang tidak mempunyai kecacatan apapun. Dia mencari kesana-kemari tapi tidak menemukan apa yang dia inginkan.
  Lalu sampailah dia pada suatu desa. Konon kata orang-orang ada seorang petani yang memiliki tiga anak perempuan yang sempurna semua. Bergegaslah dia untuk menemui petani itu. Saat menemui petani itu dia berkata, ‘wahai pak tani izinkan aku untuk menemui anak-anakmu. Jika benar salah satu dari mereka tidak mempunyai kecacatan apapun, aku akan menikahinya’. Petani itu bahagia sekali karena salah satu anaknya akan menikahi pemuda ini. Dia berpikir mungkin akan terlepas dari hidupnya yang susah. Pak Tani menyarankan untuk mengencani mereka satu-satu.
       Dimulailah dari anak yang pertama. Pemuda itu mengajaknya jalan-jalan di sekitar desa itu. Selesainya dari jalan-jalan mereka pulang ke rumah pak tani. Disambutlah mereka oleh Pak Tani. Lalu pak tani bertanya, ‘bagaimana anak muda? Apakah dia sempurna?’. ‘Dia sempurna sih pak tapi dia memiliki satu kecacatan yaitu mata kirinya agak jereng’, jawab si Pemuda. Tak disangka oleh Pak Tani kecacatan sekecil itupun dia masih menyadarinya.
      Lalu si Pemuda mulai berkencan dengan anak yang kedua. Setelah selesai berkencan akhirnya mereka pulang. ‘Bagaimana anakku yang satu ini? Bukankah dia sempurna?’ , tanya Pak Tani. ‘Dia memiliki kecacatan kecil sekali yaitu jempol kaki kanannya lebih besar dibanding kaki sebelah kirinya’ jawab si Pemuda. Sang Petani mulai geram dan gelisah. ‘Bagaimana jika si Pemuda tidak jadi menikah dengan salah satu anakku’, pikirnya. Tapi dia masih bersabar karena masih ada satu harapan lagi.
      Akhirnya dimulailah kencan dengan anak yang ketiga. Setelah kencannya berakhir pulanglah mereka. Si Pemuda tampak bahagia dia telah menemukan perempuan yang sempurna. Si Pemuda berkata, ‘inilah yang saya cari, dia tidak memiliki kecacatan apapun.’
Lalu menikahlah si Pemuda dengan anak yang ketiga. Sembilan bulan kemudian saat istrinya melahirkan, si Pemuda sangat senang karena dia akan menyaksikan kelahiran anaknya yang pertama itu.
     Ketika lahir betapa kecewanya si Pemuda melihat anaknya sangat jelek tidak seperti dirinya yang tampan. Lalu dia menemui Pak Tani dan bertanya, ‘Hei Pak, kenapa anakku jadi seperti ini? Saya tampan dan anak bapak juga cantik, lantas kenapa hasilnya jelek?’. Pak Tani menjawab, ‘wah gimana ya mas. Anak saya sebenarnya memiliki cacat kecil tapi tidak kelihatan yaitu waktu itu dia sudah hamil duluan.…”


Wednesday, 17 January 2018

Resensi Buku


Resensi Buku

Judul Buku : The ABC Murders
Penulis        : Agatha Christie
Penerbit      : PT Gramedia Pustaka
Tebal           : 320 halaman


Poirot mendapat surat dari orang gila. Kepolisian tentu menganggap hal itu sebuah lelucon saja, tapi Poirot tidak berpikir demikian. Dan benar saja, seperti yang ditulis di dalam surat, Nyonya Alice Ascher, pemilik toko tembakau di Andover ditemukan tewas. Mengabaikan surat dari ABC, tuduhan tentu akan jatuh kepada Franz Ascher, suami korban tetapi Poirot melihat dengan jelas bahwa bukan Franz pelakunya. Pembunuhan yang metodis itu sangat tidak cocok dengan Franz yang pemabuk dan asal-asalan walaupun Franz sendiri berkali-kali bersumpah akan menghabisi istrinya sendiri. Kemudian ditemukanlah buku panduan kereta api ABC di TKP, seolah ABC menandatangani pembunuhan tersebut.

Surat dan kematian lainnya menyusul. Dan lagi-lagi benar seperti apa yang ditulis di surat. Betty Barnard di Bexhill dan juga Sir Chamichael Clarke di Churston dua-duanya ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa. Dengan kasus seperti ini Inggris sedang dihadapkan dengan teror pembunuh berdarah dingin dengan obsesinya terhadap urutan abjad yang sedang berkeliaran di luar sana. Tapi si pembunuh telah melakukan kesalahan yang besar. Dia berani menantang Hercule Poirot untuk membuka kedoknya…


 


              Cacat Kecil Yang Tidak Kelihatan         Suatu hari hiduplah pemuda yang kaya, tampan, cerdas, dan lain-lain. Pokoknya se...